porosNUSANTARAnews --- email : porosnusantaranews@gmail.com porosNUSANTARA.news: 06/02/16

Kamis, 02 Juni 2016

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Monumen Pancasila Sakti
( foto : istimewa )
Hari Kesaktian Pancasila - Hari Kesaktian Pancasila / Hari Pancasila selalu di peringati pada tanggal 1 Oktober, Sejarah hari Kesaktian Pancasila tidak bisa dilepaskan dari terjadinya peristiwa pemberontakan G30SPKI yang kabarnya didalangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).

Terjadinya Gerakan G30SPKI


Gerakan G30SPKI sendiri terjadi pada tanggal 30-September-1965 tepatnya saat malam hari. Insiden G30SPKI sendiri masih menjadi perdebatan kalangan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif yang melatar belakanginya. Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Sedangkan Menurut versi Orde Baru gerakan ini dilakukan oleh sekelompok pasukan yang diketahui sebagai pasukan Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden yang melakukan aksi pembunuhan dan penculikan kepada Enam (6) jenderal senior TNI AD (Angkatan Darat).

Menggugat “Hari Kesaktian Pancasila”

Monumen Pancasila Sakti
( foto : istimewa)
Coba lihat kejanggalan Orde Baru memperlakukan Pancasila. Di satu sisi, sejak 1 Juni 1970, rezim Orde Baru melarang peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni. Di sisi lain, Orde Baru kemudian membuat peringatan sendiri, yakni setiap tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Siapapun tak bisa menyangkal, Pancasila lahir dari pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 di hadapan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI). Dan, tidak bisa disangkal pula, bahwa penggali Pancasila adalah Bung Karno.

Sayang, sejak Orde Baru berkuasa, proses pemalsuan sejarah intensif dilakukan. Termasuk terkait sejarah Pancasila. Sejak tahun 1971, Orde baru melalui ideolognya, Nugroho Notosusanto, mulai menyusun versi manipulatif terkait sejarah Pancasila. Hasilnya gampang ditebak: peranan Bung Karno dihilangkan dan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dikaburkan.

Jenderal TNI (purn) Ryamizar Ryacudu Dukung Simposium Anti PKI

Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu
(foto : istimewa)
Dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (30/5), Saat di tanya awak media, apakah simposium & apel siaga anti PKI yang di laksanakan gabungan ormas pro Pancasila dan anti PKI pekan ini adalah sebagai kounter terhadap simposium tragedi 65 yang di sponsori pemerintah beberapa waktu lalu.

Letnan Jenderal TNI (purn) Kiki Syahnakri, ketua panitia simposium dan apel siaga mengatakan, kurang tepat kalau di katakan sebagai kounter atau tandingan simposium tragedi 65. Tetapi lebih tepatnya untuk meluruskan simposium 65, meluruskan karena disana (simposium 65) karena terlalu berat sebelah karena targetnya adalah minta maaf terhadap PKI. Kita dukung rekonsiliasi tapi dari awal harus di ikutkan semua mulai dari kepanitiaanya, tegasnya.

Mantan Wakasad ini menambahkan, nanti Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu akan hadir dan memberikan dukungan moril, ” Kalau bantuan finansial tidak ada sama sekali hanya dukungan moril”, bebernya.

Kiki menjelaskan, Luhut Pandjaitan dan Agus Widjojo sudah di undang datang ke PPAD di yang di hadiri senior AD seperti Trisutrisno (mantan pangab/wapres) agar rekomendasi simposium Arya Duta nanti dulu di serahkan ke Presiden, nanti di padukan dengan rekomendasi dari simposium yang ini. Kita ingin menempatkan masalah ini dalam kerangka pancasila, tuturnya.

45 butir butir Pancasila sesuai dengan TAP MPR. No. 1/MPR/2003

Garuda Pancasila
(foto: istimewa)
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sejak tahun 2003, berdasarkan Tap MPR No. 1/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan Pancasila telah diganti menjadi 45 butir butir Pancasila. Namun sayangnya tidak ada kebijakan pemerintah untuk memasukkanya ke dalam kurikulum pendidikan ataupun program doktrinasi lewat media seperti generasi masa lalu sewaktu masih SD, hampir semua murid harus hafal 36 butir butir Pancasila dan setiap malam disuguhkan kebanggaan pada Garuda Pancasila lewat layar kaca.

Berikut ini 45 Butir-Butir Pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Panca Karsa) yang baru sesuai dengan Tap MPR No. 1/MPR/2003.