Foto bersama peserta Sidang Penutupan International Conference of Islamic Media (ICIM) di Jakarta, Kamis (26/5).(Foto: Istimewa) |
"Ini adalah semata melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melindungi dan membela kepentingan Islam dan Muslimin, terutama pembebasan Palestina dan Al-Quds," pernyataan yang dibacakan Dr Cikgu Azmi Abdul Hamid, salah satu anggota Tim Perumus asal Malaysia.
Cikgu Azmi juga mengatakan, deklarasi diumumkan untuk memperjuangkan tegaknya keadilan dan perdamaian di muka bumi yang terbebaskan dari penindasan, kezaliman dan penjajahan atas umat manusia.
Peserta Konferensi Internasional Media Islam yang terdiri dari para pimpinan redaksi seperti Kantor Berita Islam MINA (Mi'raj Islamic News Agency), Kantor Berita ANTARA, Kantor Berita Palestina WAFA (Wakalah al-Anba al-Filistiniyyah), Kantor Berita Turki Anadolu Agency (AA), dan lainnya, juga bersepakat untuk memperjuangkan terwujudnya kesatuan media Islam internasional berdasarkan prinsip ukhuwah Islamiyyah.
"Media Islam Internasional mesti bersatu padu untuk membangun kekuatan yang signifikan dalam mengimbangi dominasi media Barat, media Zionis atau media manapun yang melancarkan perang opini yang merugikan Islam dan Muslimin," ujar Cikgu Azmi, sambil menyebut terbentuknya International Muslim Media Alliance (IMMA).
Pernyataan menambahkan, Media Islam internasional bersikap proaktif dalam pembelaan kepentingan Islam dan Muslimin serta kemanusiaan dengan tingkat kesiapan dan kehandalan yang tinggi untuk menangkis serangan-serangan terhadap setiap kepentingan Islam danMuslimin.
Peserta sidang konferensi sepakat menempatkan issu-issu Palestina dan Al Quds Assharief sebagai prioritas pemberitaan utama (headlines).
Para pimpinan redaksi Media Islam Internasional juga diminta aktif membangun jejaring kerjasama antar media Islam di masing-masing negaranya dalam berbagai bidang untuk pembelaan kepentingan Islam dan Muslimin.
"Masing-masing kita juga mengagendakan terjalinnya pertukaran berita dan pengutipan berita bebas biaya, pengembangan kompetensi SDM jurnalis Muslim melalui pelatihan dan pertukaran wartawan," paparnya.
Ia menyebutkan, misalnya nanti akan ada kunjungan wartawan-wartawan Muslim dari Indonesia, Malaysia dan lainnya untuk liputan kota-kota suci di Palestina khususnya Masjid Al-Aqsha, serta pengiriman calon-calon mahasiswa untuk kuliah di Palestina. Kegiatan tersebut dapat difasilitasi atas undangan Kantor Berita Palestina WAFA melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.
Sementara, Konferensi Internasional Media Islam (ICIM) pada sidang penutupan di Jakarta, Kamis (26/5), juga menyepakati dibentuknya Aliansi Media Muslim Internasional (International Muslim Media Alliance - IMMA).
Direktur Lembaga Pemantau Middle East Monitor (MEMO) Daud Abdullah, yang juga sebagai pembicara pada acara tersebut mengatakan bahwa IMMA ini sangat penting bagi umat Islam.
Ia mengatakan, IMMA nantinya akan menjadi payung persatuan umat Islam, khususnya dalam hal pemberitaan terkait kondisi Islam.
"Umat Islam harus membentuk sebuah lembaga untuk menyatukan media. Nantinya, lembaga ini akan dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menyatukan persepsi umat Islam. Termasuk dalam hal pemberitaan. Dengan adanya lembaga ini, nantinya akan ada persamaan bahasa, persamaan istilah-istilah bagi media-media Islam di seluruh dunia," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Imam Masjid Al-Hikmah New York, Amerika Serikat (AS), Dr. Shamsi Ali mengatakan, umat Islam harus bersatu, karena persatuan adalah perintah Allah.
"Persatuan adalah suatu keniscayaan bagi kaum Muslimin, termasuk bersatu dalam hal pemberitaan tentang dunia Islam," katanya seraya mengutip surat Ash-Shaff ayat 4.
Selain sebagai wadah untuk mempersatukan umat Islam, terbentuknya asosiasi ini juga untuk memperkuat media Islam sesuai dengan pokok ajaran Islam, pro aktif membela kepentingan Islam, kaum Muslimin, dan kemanusiaan. Asosiasi IMMA secara khusus menempatkan masalah perjuangan Palestina dan Al-Aqsha sebagai prioritas utama dalam pemberitaan.
Asosiasi juga bertugas mengembangkan kesadaran masyarakat internasional sebagai dukungan nyata terhadap Palestina dan Al-Quds Ashsharief, membangun jaringan kerjasama antar-media Muslim internasional.
Sekretariat permanen bertempat di Jakarta, sementara sekretariat tidak tetap akan ditempatkan di negara peserta anggota, di kawasan Palestina, Timur Tengah, Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.(P4/P2).Mi�raj Islamic News Agency (MINA).(mirajnews./bh/sya/bhk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar